Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai
kepergian politisi Partai Golkar, Tantowi Yahya ke Israel merupakan
pengkhianatan terhadap bangsa dan negara Indonesia. MUI meminta Badan
Intelijen Negara (BIN) dan instansi terkait memeriksa Tantowi Yahya dan
rombongan, karena menentang UUD 1945, yang menyatakan segala bentuk
penjajahan harus dienyahkan dari muka bumi.
Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Tengku Zulkarnaen meminta BIN dan instansi terkait memeriksa mereka, karena sikap politik negara sesuai Pembukaan UUD 1945 menentang segala bentuk penjajahan.
"Alasan mereka mau mencari penyeimbang atas data dari Palestina hanya kelit lidah belaka. Mereka telah melakukan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara Indonesia. Apalagi, kepergiannya tidak mendapat restu dari Golkar dan DPR RI," kata Tengku Zulkarnaen, Rabu (12/6).
Apabila hal ini dibiarkan, katanya lagi, dikhawatirkan pada masa-masa mendatang akan lebih banyak lagi warga Indonesia yang mengkhianati negara seperti pergi ke Israel.
"Indonesia tidak mengakui adanya negara Israel, sebaliknya mengakui negara Palestina. Berarti Israel di mata Indonesia adalah negara penjajah," ungkap Tengku Zulkarnaen.
"Kita selama ini adalah pendukung negara Palestina merdeka dan paling berpengaruh di dunia. Golkar pun mesti menindak tegas anggotanya yang tidak sejalan dengan politik negara," katanya lagi seperti dilansir republika.co.id.
Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Tengku Zulkarnaen meminta BIN dan instansi terkait memeriksa mereka, karena sikap politik negara sesuai Pembukaan UUD 1945 menentang segala bentuk penjajahan.
"Alasan mereka mau mencari penyeimbang atas data dari Palestina hanya kelit lidah belaka. Mereka telah melakukan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara Indonesia. Apalagi, kepergiannya tidak mendapat restu dari Golkar dan DPR RI," kata Tengku Zulkarnaen, Rabu (12/6).
Apabila hal ini dibiarkan, katanya lagi, dikhawatirkan pada masa-masa mendatang akan lebih banyak lagi warga Indonesia yang mengkhianati negara seperti pergi ke Israel.
"Indonesia tidak mengakui adanya negara Israel, sebaliknya mengakui negara Palestina. Berarti Israel di mata Indonesia adalah negara penjajah," ungkap Tengku Zulkarnaen.
"Kita selama ini adalah pendukung negara Palestina merdeka dan paling berpengaruh di dunia. Golkar pun mesti menindak tegas anggotanya yang tidak sejalan dengan politik negara," katanya lagi seperti dilansir republika.co.id.
Sumber: berita2bahasa.com,republika.co.id.
Jakarta (B2B) - Majelis Ulama Indonesia
(MUI) menilai kepergian politisi Partai Golkar, Tantowi Yahya ke Israel
merupakan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara Indonesia. MUI
meminta Badan Intelijen Negara (BIN) dan instansi terkait memeriksa
Tantowi Yahya dan rombongan, karena menentang UUD 1945, yang menyatakan
segala bentuk penjajahan harus dienyahkan dari muka bumi.
Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Tengku Zulkarnaen meminta BIN dan instansi terkait memeriksa mereka, karena sikap politik negara sesuai Pembukaan UUD 1945 menentang segala bentuk penjajahan.
"Alasan mereka mau mencari penyeimbang atas data dari Palestina hanya kelit lidah belaka. Mereka telah melakukan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara Indonesia. Apalagi, kepergiannya tidak mendapat restu dari Golkar dan DPR RI," kata Tengku Zulkarnaen, Rabu (12/6).
Apabila hal ini dibiarkan, katanya lagi, dikhawatirkan pada masa-masa mendatang akan lebih banyak lagi warga Indonesia yang mengkhianati negara seperti pergi ke Israel.
"Indonesia tidak mengakui adanya negara Israel, sebaliknya mengakui negara Palestina. Berarti Israel di mata Indonesia adalah negara penjajah," ungkap Tengku Zulkarnaen.
"Kita selama ini adalah pendukung negara Palestina merdeka dan paling berpengaruh di dunia. Golkar pun mesti menindak tegas anggotanya yang tidak sejalan dengan politik negara," katanya lagi seperti dilansir republika.co.id.
Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Tengku Zulkarnaen meminta BIN dan instansi terkait memeriksa mereka, karena sikap politik negara sesuai Pembukaan UUD 1945 menentang segala bentuk penjajahan.
"Alasan mereka mau mencari penyeimbang atas data dari Palestina hanya kelit lidah belaka. Mereka telah melakukan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara Indonesia. Apalagi, kepergiannya tidak mendapat restu dari Golkar dan DPR RI," kata Tengku Zulkarnaen, Rabu (12/6).
Apabila hal ini dibiarkan, katanya lagi, dikhawatirkan pada masa-masa mendatang akan lebih banyak lagi warga Indonesia yang mengkhianati negara seperti pergi ke Israel.
"Indonesia tidak mengakui adanya negara Israel, sebaliknya mengakui negara Palestina. Berarti Israel di mata Indonesia adalah negara penjajah," ungkap Tengku Zulkarnaen.
"Kita selama ini adalah pendukung negara Palestina merdeka dan paling berpengaruh di dunia. Golkar pun mesti menindak tegas anggotanya yang tidak sejalan dengan politik negara," katanya lagi seperti dilansir republika.co.id.
Jakarta (B2B) - Majelis Ulama Indonesia
(MUI) menilai kepergian politisi Partai Golkar, Tantowi Yahya ke Israel
merupakan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara Indonesia. MUI
meminta Badan Intelijen Negara (BIN) dan instansi terkait memeriksa
Tantowi Yahya dan rombongan, karena menentang UUD 1945, yang menyatakan
segala bentuk penjajahan harus dienyahkan dari muka bumi.
Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Tengku Zulkarnaen meminta BIN dan instansi terkait memeriksa mereka, karena sikap politik negara sesuai Pembukaan UUD 1945 menentang segala bentuk penjajahan.
"Alasan mereka mau mencari penyeimbang atas data dari Palestina hanya kelit lidah belaka. Mereka telah melakukan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara Indonesia. Apalagi, kepergiannya tidak mendapat restu dari Golkar dan DPR RI," kata Tengku Zulkarnaen, Rabu (12/6).
Apabila hal ini dibiarkan, katanya lagi, dikhawatirkan pada masa-masa mendatang akan lebih banyak lagi warga Indonesia yang mengkhianati negara seperti pergi ke Israel.
"Indonesia tidak mengakui adanya negara Israel, sebaliknya mengakui negara Palestina. Berarti Israel di mata Indonesia adalah negara penjajah," ungkap Tengku Zulkarnaen.
"Kita selama ini adalah pendukung negara Palestina merdeka dan paling berpengaruh di dunia. Golkar pun mesti menindak tegas anggotanya yang tidak sejalan dengan politik negara," katanya lagi seperti dilansir republika.co.id.
Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Tengku Zulkarnaen meminta BIN dan instansi terkait memeriksa mereka, karena sikap politik negara sesuai Pembukaan UUD 1945 menentang segala bentuk penjajahan.
"Alasan mereka mau mencari penyeimbang atas data dari Palestina hanya kelit lidah belaka. Mereka telah melakukan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara Indonesia. Apalagi, kepergiannya tidak mendapat restu dari Golkar dan DPR RI," kata Tengku Zulkarnaen, Rabu (12/6).
Apabila hal ini dibiarkan, katanya lagi, dikhawatirkan pada masa-masa mendatang akan lebih banyak lagi warga Indonesia yang mengkhianati negara seperti pergi ke Israel.
"Indonesia tidak mengakui adanya negara Israel, sebaliknya mengakui negara Palestina. Berarti Israel di mata Indonesia adalah negara penjajah," ungkap Tengku Zulkarnaen.
"Kita selama ini adalah pendukung negara Palestina merdeka dan paling berpengaruh di dunia. Golkar pun mesti menindak tegas anggotanya yang tidak sejalan dengan politik negara," katanya lagi seperti dilansir republika.co.id.
Jakarta (B2B)
- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai kepergian politisi Partai
Golkar, Tantowi Yahya ke Israel merupakan pengkhianatan terhadap bangsa
dan negara Indonesia. MUI meminta Badan Intelijen Negara (BIN) dan
instansi terkait memeriksa Tantowi Yahya dan rombongan, karena menentang
UUD 1945, yang menyatakan segala bentuk penjajahan harus dienyahkan
dari muka bumi.
Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Tengku Zulkarnaen meminta BIN dan instansi terkait memeriksa mereka, karena sikap politik negara sesuai Pembukaan UUD 1945 menentang segala bentuk penjajahan.
"Alasan mereka mau mencari penyeimbang atas data dari Palestina hanya kelit lidah belaka. Mereka telah melakukan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara Indonesia. Apalagi, kepergiannya tidak mendapat restu dari Golkar dan DPR RI," kata Tengku Zulkarnaen, Rabu (12/6).
Apabila hal ini dibiarkan, katanya lagi, dikhawatirkan pada masa-masa mendatang akan lebih banyak lagi warga Indonesia yang mengkhianati negara seperti pergi ke Israel.
"Indonesia tidak mengakui adanya negara Israel, sebaliknya mengakui negara Palestina. Berarti Israel di mata Indonesia adalah negara penjajah," ungkap Tengku Zulkarnaen.
"Kita selama ini adalah pendukung negara Palestina merdeka dan paling berpengaruh di dunia. Golkar pun mesti menindak tegas anggotanya yang tidak sejalan dengan politik negara," katanya lagi seperti dilansir republika.co.id. - See more at: http://berita2bahasa.com/berita/01/16101206-tantowi-yahya-dituding-mui-telah-khianati-uud-1945#sthash.qzTLmVco.dpuf
Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Tengku Zulkarnaen meminta BIN dan instansi terkait memeriksa mereka, karena sikap politik negara sesuai Pembukaan UUD 1945 menentang segala bentuk penjajahan.
"Alasan mereka mau mencari penyeimbang atas data dari Palestina hanya kelit lidah belaka. Mereka telah melakukan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara Indonesia. Apalagi, kepergiannya tidak mendapat restu dari Golkar dan DPR RI," kata Tengku Zulkarnaen, Rabu (12/6).
Apabila hal ini dibiarkan, katanya lagi, dikhawatirkan pada masa-masa mendatang akan lebih banyak lagi warga Indonesia yang mengkhianati negara seperti pergi ke Israel.
"Indonesia tidak mengakui adanya negara Israel, sebaliknya mengakui negara Palestina. Berarti Israel di mata Indonesia adalah negara penjajah," ungkap Tengku Zulkarnaen.
"Kita selama ini adalah pendukung negara Palestina merdeka dan paling berpengaruh di dunia. Golkar pun mesti menindak tegas anggotanya yang tidak sejalan dengan politik negara," katanya lagi seperti dilansir republika.co.id. - See more at: http://berita2bahasa.com/berita/01/16101206-tantowi-yahya-dituding-mui-telah-khianati-uud-1945#sthash.qzTLmVco.dpuf
Jakarta (B2B) - Majelis Ulama Indonesia
(MUI) menilai kepergian politisi Partai Golkar, Tantowi Yahya ke Israel
merupakan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara Indonesia. MUI
meminta Badan Intelijen Negara (BIN) dan instansi terkait memeriksa
Tantowi Yahya dan rombongan, karena menentang UUD 1945, yang menyatakan
segala bentuk penjajahan harus dienyahkan dari muka bumi.
Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Tengku Zulkarnaen meminta BIN dan instansi terkait memeriksa mereka, karena sikap politik negara sesuai Pembukaan UUD 1945 menentang segala bentuk penjajahan.
"Alasan mereka mau mencari penyeimbang atas data dari Palestina hanya kelit lidah belaka. Mereka telah melakukan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara Indonesia. Apalagi, kepergiannya tidak mendapat restu dari Golkar dan DPR RI," kata Tengku Zulkarnaen, Rabu (12/6).
Apabila hal ini dibiarkan, katanya lagi, dikhawatirkan pada masa-masa mendatang akan lebih banyak lagi warga Indonesia yang mengkhianati negara seperti pergi ke Israel.
"Indonesia tidak mengakui adanya negara Israel, sebaliknya mengakui negara Palestina. Berarti Israel di mata Indonesia adalah negara penjajah," ungkap Tengku Zulkarnaen.
"Kita selama ini adalah pendukung negara Palestina merdeka dan paling berpengaruh di dunia. Golkar pun mesti menindak tegas anggotanya yang tidak sejalan dengan politik negara," katanya lagi seperti dilansir republika.co.id.
Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Tengku Zulkarnaen meminta BIN dan instansi terkait memeriksa mereka, karena sikap politik negara sesuai Pembukaan UUD 1945 menentang segala bentuk penjajahan.
"Alasan mereka mau mencari penyeimbang atas data dari Palestina hanya kelit lidah belaka. Mereka telah melakukan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara Indonesia. Apalagi, kepergiannya tidak mendapat restu dari Golkar dan DPR RI," kata Tengku Zulkarnaen, Rabu (12/6).
Apabila hal ini dibiarkan, katanya lagi, dikhawatirkan pada masa-masa mendatang akan lebih banyak lagi warga Indonesia yang mengkhianati negara seperti pergi ke Israel.
"Indonesia tidak mengakui adanya negara Israel, sebaliknya mengakui negara Palestina. Berarti Israel di mata Indonesia adalah negara penjajah," ungkap Tengku Zulkarnaen.
"Kita selama ini adalah pendukung negara Palestina merdeka dan paling berpengaruh di dunia. Golkar pun mesti menindak tegas anggotanya yang tidak sejalan dengan politik negara," katanya lagi seperti dilansir republika.co.id.
No comments:
Post a Comment