Tahukah Anda narapidana 650 adalah satu-satunya narapidana wanita yang ditahan di penjara Bagram di Afghanistan di mana penjara ini adalah khusus untuk narapidana pria? Inilah hakikatnya yang dialami oleh narapidana 650 yang bernama Dr. Aafia Siddiqui yang sekarang menjalani hukuman 86 tahun penjara di penjara Amerika Serikat (AS).
Ia diculik pihak FBI Amerika pada 30 Maret 2003 di Pakistan atas tuduhan memiliki hubungan erat dengan Al-Qaeda di mana sampai sekarang tidak ada bukti dapat ditampilkan oleh pihak FBI.
Siapa Dr. Aafia Siddiqui? tidak ada siapapun yang mengenalnya, baik itu orang2 Indonesia maupun orang Islam diseluruh dunia dan tidak ada media di pemerintahan negara Islam manapun yang ingin tahu tentang Dr.Aafia ini karena apa? karena diri kita ditimpa penyakit wahn dan Assobiyah dan otak kita sudah diprogram untuk tidak menganggap umat Islam yang lain sebagai saudara. Buktinya, kita hanya simpati tapi tidak empati. Orang barat menganggap nyawa umat Islam tidak bernilai dan tidak berharga.
Dr. Aafia Siddiqui lahir di Pakistan dan menjadi warga Amerika merupakan satu-satunya ilmuwan neurologi di dunia yang memiliki PHD dari Universitas Harvard. Juga memiliki 144 sertifikat dan ijazah kehormatan dari lembaga seluruh dunia termasuk dari MIT. Beliau juga seorang hafidzah al-Quran dan seorang mujahidah. Tidak ada seorang wanita barat yang setara dan sebanding dengan pendidikan beliau.
Ia diculik bersama 3 orang anak kecilnya selama 5 tahun tanpa kabar berita sampai 4 orang tahanan Bagram yang berhasil melarikan diri mengungkapkannya pada narapidana 650 yang tidak diketahui namanya. Mereka hanya mengetahui dia adalah seorang wanita Pakistan dan seorang ibu yang dipisahkan dari anak-anaknya dan setiap hari mereka akan mendengar wanita tersebut menjerit akibat disiksa.
Selanjutnya Yvonne Ridley seorang wartawan Inggris yang juga pernah menjadi sandera Taliban pada tahun 2001, sebagai satu-satunya jurnalis Barat yang secara khusus datang ke
Afghanistan untuk menyelidiki kasus Dr Aafia Siddiqui, saya harus
mengatakan bahwa keadaannya telah menjadi
cause celebre (kasus
yg terkenal -red) di seluruh dunia Muslim,melaporkan dan
mengungkapkannya secara besar-besaran di sidang wartawan tentang siapa sebenarnya tahanan 650. Sejak dari itu seluruh dunia ingin tahu apa yang telah terjadi kepada Dr. Aafia dalam periode 5 tahun tersebut dari 2003-2008 dan apa kesalahan beliau dan kenapa tidak dibicarakan. Penipuan Amerika tentang tiadanya narapidana wanita di penjara Bagram akhirnya terbongkar bersama skrip-skrip bodoh untuk meyelamatkan harga diri FBI Amerika.
Kasus dari ibu-tiga-anak yang sudah terkenal diseluruh rumah tangga
dari yang paling relijius sampai yang paling sekuler di Pakistan ...
dimana telah bertahun-tahun mayoritas dari mereka meminta pemulangannya.
Sekarang dia dikenal sebagai Putri Bangsa meskipun kisahnya telah
berkelana melampaui batas negara Pakistan. Ribuan anak muslim telah
diberi nama sama dengannya karena itu dia telah menjadi simbol. Segala
sesuatu yang dia wakili berasal dari ketidakadilan yang diciptakan oleh
Perang Amerika terhadap Teror ... dengan penculikan, renditions,
penyiksaan, pemerkosaan, dan waterboarding.
Selama di dalam tahanan di Bagram ia disiksa dan diperkosa setiap hari dan dilecehkan haknya sebagai seorang wanita. Dipaksa menggunakan WC pria dan kamar mandi yang rentan dan bisa dilihat oleh penjagaan penjara. Situasi beliau sepanjang penahanan tersebut sangat meyedihkan sehingga ia hilang ingatan. Nasib anak-anaknya selama 5 tahun tersebut juga tidak diketahui oleh siapapun sehingga sekarang.
Akademisi cerdas, neurosaintis, mendapat pendidikan di
universitas-universitas kelas atas di AS, sekarang ini terbaring lemah
di penjara Texas menjalani 86 tahun hukuman setelah dituduh bersalah
mencoba membunuh tentara Amerika. Fakta bahwa mereka menembaknya dari
jarak dekat dan hampir membunuhnya sering diabaikan. Begitu hinanya,
tentara AS yang bertugas di Afghanistan yang dibawah sumpah pengadilan
mengklaim bahwa akademisi kecil dan rapuh itu melompat dibalik tirai sel
penjara, menyambar salah satu senjata mereka untuk menembak dan
membunuh mereka. Itu adalah cerita yang dikarang dimana pengacara
manapun yang berpengalaman bisa membantahnya.
Sekenario yang digambarkan di pengadilan meragukan dan lebih penting
lagi, ketiadaan bukti – tidak ada residu tembakan di pakaian dan
tangannya, tidak ada peluru dari senjata yang ditembakkan, tidak ada
sidik jari milik Dr Aafia pada senapan ... bukti penting lainnya yang
diambil oleh militer AS dari TKP hilang sebelum sidang. Ayolah, kita
semua sudah menonton episode dari CSI - ilmu tidak berbohong. Setelah
diobati di bagian medis di Bagram, dia kemudian di 'rendition'
(dipindahkan secara rahasia -red) ke Amerika untuk diadili atas
kejahatan yang diduga dilakukan di Afghanistan. Dengan mencemoohkan
Konvensi Wina dan Jenewa, dia tidak diberi akses konsuler sampai hari
ia tampil pengadilan pertama.
Pengadilannya diadakan di New York, selemparan batu dari dimana
Menara Kembar pernah berdiri membuatnya tidak mungkin untuk tidak
membangkitkan kenangan yang mengerikan di hari 11 September dimana bagi
sebagian orang selamanya mengubah umat Islam menjadi Musuh Publik Nomer
Satu. Sebuah tim legal yang tak bersemangat dipaksakan kepada Dr Aafia
oleh pemerintah AS gagal meyakinkan juri bahwa dia tidak bersalah,
meskipun ada bukti ilmiah kuat bahwa dia tidak bisa merebut pistol
tentara apalagi menarik pelatuk.
Saya telah melihat penjara di Ghazni beberapa minggu setelah
penembakan di Juli 2008 dan menemukan bahwa para tentara ketika itu
panik dan menyembur ruangan dengan peluru saat mereka berusaha melarikan
diri. Buktinya ada disana dalam rekaman film ketika kunjungan saya dan
diserahkan kepada tim pembela. Penuntut tidak mempercayai seorang
jurnalis barat telah melakukan perjalanan di Afghanistan bagian ini dan
mendapatkan kesaksian dan bukti yang menarik. Segera setelah itu bukti
forensik penting termasuk peluru yang dihabiskan telah dicungkil dari
dinding dalam sel, hilang.
Melihat Dr Aafia muncul dari balik tirai tanpa borgol dan tutup
kepala menyebabkan kepanikan buta di antara para prajurit muda yang
telah diberi penjelasan singkat oleh FBI bahwa mereka akan menangkap
salah satu wanita yang paling berbahaya di dunia. Saya mewawancarai
saksi mata, petugas polisi senior Afghanistan dan satu demi satu
mengatakan laporan mereka tentang apa yang terjadi. Namun satu-satunya
orang Afghanistan yang dibawa ke pengadilan untuk memberikan kesaksian
terhadap dirinya adalah penerjemah FBI yang sekarang memiliki “Green
Card” (ijin bekerja di AS -red) dan tinggal di New York bersama
keluarganya.
Yang tidak diberitahukan kepada juri adalah bahwa Dr Aafia, dan
ketiga anaknya, semuanya dibawah umur lima tahun ketika itu, telah
diculik dari jalanan di dekat rumah mereka di Karachi dan hilang sejak
tahun 2003. FBI mengeluarkan cerita pada waktu itu dia sebenarnya pergi
jihad ke Afghanistan - itu adalah sebuah kisah menggelikan tanpa dasar
dan, karena setiap ibu dari anak-anak tahu, perjalanan ke sudut toko
lokal dengan balita adalah tantangan monumental jadi berangkat untuk
berperang di Afghanistan dengan kereta dorong bayi, dan menggendong
balita ditangan adalah hal yang tak terbayangkan. Narasi FBI dimentahkan
oleh Elaine Whitfield Sharp, seorang pengacara berbasis di Boston yang
disewa oleh keluarga Siddiqui ketika Dr Aafia pertama kali menghilang.
Dari tahun-tahun yang hilang dari kehidupan akademisi ini terungkap
cerita yang sekarang dikenal hampir semua orang di dunia Muslim di mana
dia secara luas dianggap sebagai korban Perang George W Bush melawan
Teror. Saat ia mencoba untuk memberitahu juri bagaimana dia ditahan di
penjara rahasia, tanpa perwakilan hukum, terputus dari dunia luar sejak
2003 dimana digunakan teknik interogasi brutal untuk melemahkannya,
tetapi dia dibungkam oleh hakim yang mengatakan ia hanya tertarik dalam
insiden penembakan sel.
Hakim Richard Berman, seorang pria kecil sederhana yang terlalu
sederhana, bersikeras ia tidak tertarik pada tahun-tahun yang hilang,
itu tidak ada relevansinya dengan kasus ini, dia bersikeras. Dia (Dr
Aafia) bersaksi bahwa setelah menyelesaikan studi doktor dia mengajar di
sekolah, dan minatnya adalah dalam pemberdayaan kemampuan disleksia dan
anak berkebutuhan khusus lainnya. Dia muncul sebagai pengasuh yang
cinta kemanusiaan dan pendidik, lembut namun tegas untuk mencari
kebenaran dan keadilan.
Ketika bukti terus diunngkap kita jadi tahu bahwa dia tidak tahu di
mana ketiga anaknya - itu sesuatu yang menggemparkan bagi mereka yang
tahu kisah sebenarnya. Dia berbicara tentang kecemasan dan ketakutan
diserahkan kembali ke Amerika ketika ia ditahan di Ghazni dan ditahan
oleh polisi.
Ketakutan jika penjara rahasia lain menunggunya dia menceritakan
bagaimana dia mengintip dibalik tirai yang membatasi bagian ruangan lain
dimana tentara Afganistan dan Amerika ketika itu sedang berbicara, dan
bagaimana ketika tentara Amerika terkejut melihatnya, dia melompat dan
berteriak bahwa tahanan telah lepas, dan menembaknya di bagian perut.
Dia menggambarkan bahwa dia juga ditembak disamping oleh orang kedua.
Dia juga menggambarkan bagaimana setelah roboh di tempat tidur di
ruangan itu, dia secara kasar dilempar di lantai dan kehilangan
kesadaran.
Rangkaian cerita ini persis seperti yang diceritakan Kepala Polisi
Anti Terorisme yang saya wawancarai di Afghanistan pada musim gugur 2008
lalu – Saya ingat ketika dia tertawa menceritakan saya bagaimana
tentara AS panik, menembak secara acak di udara ketika menyerbu ruangan
dalam kepanikan membabi buta.
Tentu saja tidak mungkin sekelompok tentara itu akan mengakuinya,
tetapi berdasarkan mereka yang saya wawancarai untuk film saya “In
Search of Prisoner 650” di Afghanistan , itulah yang terjadi. Dua dari
anak-anaknya yang hilang telah ditemukan dan bersatu kembali dengan
keluarga mereka di Karachi. Masih tidak jelas di mana anak-anak ini
ditahan ketika mereka diculik dari sebuah jalan di Karachi tapi ada
tidak ada yang bisa menyamarkan aksen Amerika mereka ... mungkin diambil
dari sipir penjara mereka.
Jadi mengapa FBI ingin berbicara dengan Dr Aafia sedari awal dan
mengapa mereka menggambarkan dia sebagai seorang teroris berbahaya yang
buron? Jika memang dia adalah orang yang mereka tuduhkan mengapa dia
tidak didakwa dengan terorisme dan mengapa jaksa berhati-hati untuk
menunjukkan bahwa dia bukan al Qaeda?
Satu orang yang mungkin memegang kuncinya adalah mantan suami Dr
Aafia yang telah menolak untuk saya wawancarai. Dia akan melalui
perceraian yang sangat agresif dan pahit di bulan-bulan sebelum Dr Aafia
menghilang. Dia yang pertama kali jadi perhatian FBI pada tahun 2002
ketika ia tinggal di Amerika, tapi apa yang ia katakan kepada mereka
(FBI) menjadikan mereka mencurigai mantan istrinya melakukan kesalahan,
itu adalah tebakan semua orang.
Siapa yang merenggut Dr Aafia dan anak-anaknya? Saya tidak tahu, tapi
saya juga telah melacak beberapa mantan tahanan Bagram yang mengatakan
kepada saya mereka melihat Dr Aafia ditahan di Bagram pada tahun 2005
dan memberikan identitas positifnya dengan foto sebelum dia diculik dan
setelah penangkapannya di Ghazni. Intinya adalah Dr Aafia Siddiqui tidak
boleh di penjara dan selama ketidakadilan ini terus berlangsung dia
akan menjadi ajakan bagi siapa saja yang ingin memilih memerangi
Amerika.
Satu laporan juga menyatakan bahwa ia mungkin mengidap kerusakan sel-sel otak dan sebagian dari usus kecil beliau telah dipotong dan dibuang. Pengacaranya mengatakan bahwa Aafia menunjukkan gejala-gejala yang konsisten dengan penderita Tekanan Perasaan Karena Trauma.
Yvonne Ridley adalah wartawati Inggris dan pelindung LSM hak asasi
manusia cageprisonners.com yang berbasis di London serta menjadi
presiden Eropa dari Persatuan Perempuan Muslim Internasional dan Wakil
Presiden Liga Muslim Eropa. Yvone mengelola situs www.yvonneridley.org
dan Twitter @ yvonneridley.
Bukan saja Dr.Aafia tetapi banyak lagi wanita Islam yang diculik oleh FBI dan sekutunya tanpa diketahui dan diadili, dan akhirnya kita hanya tahu bahwa wanita-wanita ini dilecehkan secara seksual seperti di penjara Abu Gharib, Irak. Biarlah Dr. Aafia menjadi penyebab pembebasan untuk wanita-wanita Islam yang tertindas di penjara-penjara Amerika seluruh dunia.
*** Sedikit isi ucapan Laurent Booth ***
Berikut ini pidato yang menyentuh dari
Lauren Booth seorang mualaf Inggris dalam aksi ‘ Menentang Penahanan
Aafia Siddiqui’ di London 23/9/2012. Lauren Booth dikenal gencar
melakukan pembelaan terhadap umat Islam yang ditindas. Meskipun
merupakan saudara ipar dari mantan PM Inggris Tony Blair, Booth dengan
berani menyerukan menyeret mantan PM Inggris itu bersama George W Bush
ke Pengadilan Kriminal Internasional karena bertanggung jawab dalam
berbagai kejahatan terhadap umat Islam.
Berikut isi pidato dari Laurent Booth :
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Wahai saudara-saudaraku seiman,
Aafia Siddiqui adalah saudara kita dalam ikatan kemanusiaan. Dia adalah
saudara kita dalam Islam, dan apa yang telah diperbuat Amerika
terhadapnya adalah sebuah tindakan kejahatan, dan mengapa mereka
memenjarakan seorang wanita seperti saudara kita Aafia? Mari kita lihat
sebenarnya siapakah dia. Aafia Siddiqui adalah seorang ilmuwan biologi
syaraf, salah satu dari para ilmuwan jenius umat kita sekarang.
Wahai saudara-saudaraku, enam bulan
yang lalu saya berada di Malaysia, saya mendatangi sebuah konferensi
yang bertujuan untuk membawa George Bush dan Tony Blair ke pengadilan
Den Haag, pengadilan dengan tuduhan kriminalitas perang. Di konferensi
itu saya berbincang dengan seseorang ibu-ibu Iraki, yang telah diambil
dari rumahnya, yang telah dituduh dengan salah satu tuduhan kriminalitas
Amerika, yang telah disiksa, keponakannya telah dibawa ke selnya dan
ditelanjangi di hadapannya, dan dipermalukan dengan tindakan lainnya,
anak perempuannya diancam akan diperkosa.
Kalau ada orang yang berani mengecam
kita sebagai unjuk rasa anti Barat, maka kami akan katakan jangan
coba-coba mengancam kami secara emosional, karena hukum yang buruk
tetaplah hukum yang buruk, tindakan kriminal tetaplah kriminal, dan kita
akan selalu memprotesnya hingga Allah subhana wa ta’ala memanggil
kita.. dan kalian tidak akan membungkam kami dengan tuduhan-tuduhan
‘anti Barat’ dan ‘anti semitisme’
Saudara-saudara, Afia Siddiqui tidak ditahan sebagai teroris
Dia ditahan karena dia adalah ilmuwan biologi syaraf
Dia ditahan karena dia adalah aktifis
Kalian mungkin tidak tahu, tapi
dalam waktu 5-6 tahun sebelum dia ditahan, Afia telah menyuarakan derita
Bosnia, Afghanistan, Irak dan umat Islam di dunia.
Afia adalah seorang yang terbaik di antara umat kita ini
Saya bekerja dengan Muslim Legal
Fund (yayasan bantuan hukum untuk Muslim) di Amerika, dan ketahuilah
ketidakadilan yang menimpa Afia bukanlah satu-satunya..
Saat ini di Amerika ada sekitar 300
saudara Muslim yang menjalani hukuman penjara dalam waktu yang lama
karena tuduhan yang berdasarkan motivasi pre-emptive (sangkaan kejahatan
sebelum kejahatan tersebut terjadi)
Amerika senang melakukan tindakan pre-emptive, seperti serangan pre-emptive dan sekarang mereka mau keadilan pre-emptive.
Kalian tahu? Menurut saya mereka
terlalu banyak menonton film, siapa yang telah menonton Minority Report?
Di dalam film tersebut Tom Cruise adalah seorang polisi dari masa
depan, dan tidak ada kejahatan sama sekali, karena jika ada tindakan
kejahatan, mereka bisa ke masa depan dan menghentikan tindakan kejahatan
tersebut. Mereka berpikir bahwa itu yang sedang terjadi di Amerika.
Jika kalian berpakaian seperti “teroris”, jika kalian pergi ke
konferensi-konferensi aktivis, jika kalian memprotes dan kalian cocok
dengan kriteria-kriteria tersebut, Amerika akan melakukan tindakan
pre-emptive dengan memasukkan kalian ke penjara dengan tuduhan kejahatan
teroris, sebuah tindakan yang tidak kalian lakukan, dan tidak akan
pernah kalian lakukan, saya mau kalian semua awas terhadap ini, bukan
berarti saya ingin kalian takut saudara-saudara, tapi kita harus
bersatu.
Afia Siddiqui selalu teguh berjuang
untuk saudara-saudara dan tidak pernah mundur. Demikian pula kita juga
harus bersikap sama dengan Afia dan umat Islam lainnya di masyarakat
kita.
Karena kalau kita lihat Inggris
sekarang, ketika salah seorang dari saudara kita ditahan, seseorang yang
kita kenal, mungkin dia seorang dokter, atau sukarelawan, tahukah kita
apa yang terjadi? Apakah kita masih mau mengunjunginya, atau kita
berkilah kita khawatir terhadap keluarga kita.. ingat bahwa kita semua
akan mempertanggungjawabkan kepada Allah terkait nasib saudara-saudara
kita.
Maka kita tidak boleh takut, hukum yang tidak adil adalah hukum yang tidak adil.
Dan saya akan akhiri dengan
pernyataan berikut. Afia Siddiqui adalah korban ketidakadilan, tapi
tidak ada yang menang di sini. Saya beritahu, Subhanallah, Afia Siddiqui
adalah pemenang terhadap para penahannya. Dia adalah pemenang yang
sebenarnya karena Afia menginginkan Jannah.
Alhamdulillah.
Pada bulan Ramadhan 2011, si ibu menerima telepon dari Aafia yang terpenjara di Amerika. Ibunya pun menangis bila terkenangkan nasib cucunya harus melalui penderitaan, cucu laki-lakinya masih hilang, dan anak perempuannya masih tidak jelas kapan bebasnya, kecuali dengan ridho Allah.
** Tahukah apa yang Aafia katakan kepada ibunya?: **
"Wahai ibu janganlah menangis, saya gembira!" (Subhanallah, kenapa dia gembira?) "Wahai ibu, setiap malam dalam mimpiku Rasulullah SAW mengunjungiku. Lalu Rasulullah mengajakku untuk menemui istrinya Aisyah ra, dan memperkenalkanku kepada istri baginda.Baginda berkata pada Aisyah .. inilah putriku Aafia .. "Subhanallah.
Jadi kita bukanlah pemenang, tapi
kita akan menjadi pemenang kalau kita bersikap tegas dalam menegakkan
keadilan demi Allah subhanahu wa ta’ala. Dan ibu Afia telah mendapatkan
kabar bahwa Afia akan mendapatkan jannah dari Nabi Muhammad SAW dalam
mimpi Afia. Allahu Akbar, takbir!
Kita tidak akan takut oleh siapapun, kecuali Allah SWT. Assalamu’alaykum”
**********************
Tak ada yang bisa aku sumbangkan melainkan doa, menyebarkan kisahnya di blog dan juga media lain untuk pembebasan beliau. Jika ada yang terbaca silahkan boikot produk Amerika!! inilah cara jihad yang mampu kita buat di bumi Indonesia
Allah tidak memandang efeknya tetapi usaha kita. Di akhirat nanti Allah bertanya apa yang kita telah lakukan untuk saudara-saudara Islam yang tertindas insya Allah kita bisa menjawabnya.
Tolong dishare dan dibagikan melalui media apapun,agar semua mata dan hati kita sesama muslim dan muslimah terbuka akan nasib saudara/saudari kita yang tertindas hak hidupnya di belahan lain bumi Allah,Wallahu A'lam Bishawab.
Sumber:MuslimDaily.net,myberita.com dan sumber yang lainnya.