Wednesday, March 27, 2013

Dr. Aafia Siddiqui diperkosa, disiksa dan dilecehkan dalam tahanan Amerika laknatullah




Tahukah Anda narapidana 650 adalah satu-satunya narapidana wanita yang ditahan di penjara Bagram di Afghanistan di mana penjara ini adalah khusus untuk narapidana pria? Inilah hakikatnya yang dialami oleh narapidana 650 yang bernama Dr. Aafia Siddiqui  yang sekarang menjalani hukuman 86 tahun penjara di penjara Amerika Serikat (AS).

Ia diculik pihak FBI Amerika pada 30 Maret 2003 di Pakistan atas tuduhan memiliki hubungan erat dengan Al-Qaeda di mana sampai sekarang tidak ada bukti dapat ditampilkan oleh pihak FBI.

Siapa Dr. Aafia Siddiqui? tidak ada siapapun yang mengenalnya, baik itu orang2 Indonesia maupun orang Islam diseluruh dunia dan tidak ada media di pemerintahan negara Islam manapun yang ingin  tahu tentang Dr.Aafia ini karena apa? karena diri kita ditimpa penyakit wahn dan Assobiyah dan otak kita sudah diprogram untuk tidak menganggap umat Islam yang lain sebagai saudara. Buktinya, kita hanya simpati tapi tidak empati. Orang barat menganggap nyawa umat Islam tidak bernilai dan tidak berharga.



Dr. Aafia Siddiqui lahir di Pakistan dan menjadi warga Amerika merupakan satu-satunya ilmuwan neurologi di dunia yang memiliki PHD dari Universitas Harvard. Juga memiliki 144 sertifikat dan ijazah kehormatan dari lembaga seluruh dunia termasuk dari MIT. Beliau juga seorang hafidzah al-Quran dan seorang mujahidah. Tidak ada seorang wanita barat yang setara dan sebanding dengan pendidikan beliau.







Ia diculik bersama 3 orang anak kecilnya selama 5 tahun tanpa kabar berita sampai 4 orang tahanan Bagram yang berhasil melarikan diri mengungkapkannya pada narapidana 650 yang tidak diketahui namanya. Mereka hanya mengetahui dia adalah seorang wanita Pakistan dan seorang ibu yang dipisahkan dari anak-anaknya dan setiap hari mereka akan mendengar wanita tersebut menjerit akibat disiksa.
 



Selanjutnya Yvonne Ridley seorang wartawan Inggris
yang juga pernah menjadi sandera Taliban pada tahun 2001, sebagai satu-satunya jurnalis Barat yang secara khusus datang ke Afghanistan untuk menyelidiki kasus Dr Aafia Siddiqui, saya harus mengatakan bahwa keadaannya telah menjadi cause celebre (kasus yg terkenal -red) di seluruh dunia Muslim,melaporkan dan mengungkapkannya secara besar-besaran di sidang wartawan tentang siapa sebenarnya tahanan 650. Sejak dari itu seluruh dunia ingin tahu apa yang telah terjadi kepada Dr. Aafia dalam periode 5 tahun tersebut dari 2003-2008 dan apa kesalahan beliau dan kenapa tidak dibicarakan. Penipuan Amerika tentang tiadanya narapidana wanita di penjara Bagram akhirnya terbongkar bersama skrip-skrip bodoh untuk meyelamatkan harga diri FBI Amerika.


Kasus dari ibu-tiga-anak yang sudah terkenal diseluruh rumah tangga dari yang paling relijius sampai yang paling sekuler di Pakistan ... dimana telah bertahun-tahun mayoritas dari mereka meminta pemulangannya. Sekarang dia dikenal sebagai Putri Bangsa meskipun kisahnya telah berkelana melampaui  batas negara Pakistan. Ribuan anak muslim telah diberi nama sama dengannya karena itu dia telah menjadi simbol. Segala sesuatu yang dia wakili berasal dari ketidakadilan yang diciptakan oleh Perang     Amerika terhadap Teror ... dengan penculikan, renditions, penyiksaan, pemerkosaan, dan waterboarding.

 

Selama di dalam tahanan di Bagram ia disiksa dan diperkosa setiap hari dan dilecehkan haknya sebagai seorang wanita. Dipaksa menggunakan WC pria dan kamar mandi yang rentan dan bisa dilihat oleh penjagaan penjara. Situasi beliau sepanjang penahanan tersebut sangat meyedihkan sehingga ia hilang ingatan. Nasib anak-anaknya selama 5 tahun tersebut juga tidak diketahui oleh siapapun sehingga sekarang.
 
Akademisi cerdas, neurosaintis, mendapat pendidikan di universitas-universitas kelas atas di AS, sekarang ini terbaring lemah di penjara Texas menjalani 86 tahun hukuman setelah dituduh bersalah mencoba membunuh tentara Amerika. Fakta bahwa mereka menembaknya dari jarak dekat dan hampir membunuhnya sering diabaikan. Begitu hinanya, tentara AS yang bertugas di Afghanistan yang dibawah sumpah pengadilan mengklaim bahwa akademisi kecil dan rapuh itu melompat dibalik tirai sel penjara, menyambar salah satu senjata mereka untuk menembak dan membunuh mereka. Itu adalah cerita yang dikarang dimana pengacara manapun yang berpengalaman bisa membantahnya.

Sekenario yang digambarkan di pengadilan meragukan dan lebih penting lagi, ketiadaan bukti – tidak ada residu tembakan di pakaian dan tangannya, tidak ada peluru dari senjata yang ditembakkan, tidak ada sidik jari milik Dr Aafia pada senapan ... bukti penting lainnya yang diambil oleh militer AS dari TKP hilang sebelum sidang. Ayolah, kita semua sudah menonton episode dari CSI - ilmu tidak berbohong. Setelah diobati di bagian medis di Bagram, dia kemudian di 'rendition' (dipindahkan secara rahasia -red) ke Amerika untuk diadili atas kejahatan yang diduga dilakukan di Afghanistan. Dengan mencemoohkan Konvensi  Wina dan Jenewa, dia tidak diberi akses konsuler sampai hari ia tampil pengadilan pertama.

Pengadilannya diadakan di New York, selemparan batu dari dimana Menara Kembar pernah berdiri membuatnya tidak mungkin untuk tidak membangkitkan kenangan yang mengerikan di hari 11 September dimana bagi sebagian orang selamanya mengubah umat Islam menjadi Musuh Publik Nomer Satu. Sebuah tim legal yang tak bersemangat dipaksakan kepada Dr Aafia oleh pemerintah AS gagal meyakinkan juri bahwa dia tidak bersalah, meskipun ada bukti ilmiah kuat bahwa dia tidak bisa merebut pistol tentara apalagi menarik pelatuk.

Saya telah melihat penjara di Ghazni beberapa minggu setelah penembakan di  Juli 2008 dan menemukan bahwa para tentara ketika itu panik dan menyembur ruangan dengan peluru saat mereka berusaha melarikan diri. Buktinya ada disana dalam rekaman film ketika kunjungan saya dan diserahkan kepada tim pembela. Penuntut tidak mempercayai seorang jurnalis barat telah melakukan perjalanan di Afghanistan bagian ini dan mendapatkan kesaksian dan bukti yang menarik. Segera setelah itu bukti forensik penting termasuk peluru yang dihabiskan telah dicungkil dari dinding dalam sel, hilang.

Melihat Dr Aafia muncul dari balik tirai tanpa borgol dan tutup kepala menyebabkan kepanikan buta di antara para prajurit muda yang telah diberi penjelasan singkat oleh FBI bahwa mereka akan menangkap salah satu wanita yang paling berbahaya di dunia. Saya mewawancarai saksi mata, petugas polisi senior Afghanistan dan satu demi satu mengatakan laporan mereka tentang apa yang terjadi. Namun satu-satunya orang Afghanistan yang dibawa ke pengadilan untuk memberikan kesaksian terhadap dirinya adalah penerjemah FBI yang sekarang memiliki “Green Card” (ijin bekerja di AS -red) dan tinggal di New York bersama keluarganya.

Yang tidak diberitahukan kepada juri adalah bahwa Dr Aafia, dan ketiga anaknya, semuanya dibawah umur lima tahun ketika itu, telah diculik dari jalanan di dekat rumah mereka di Karachi dan hilang sejak tahun 2003. FBI mengeluarkan cerita pada waktu itu dia sebenarnya pergi jihad ke Afghanistan - itu adalah sebuah kisah menggelikan tanpa dasar dan, karena setiap ibu dari anak-anak tahu, perjalanan ke sudut toko lokal dengan balita adalah tantangan monumental  jadi berangkat untuk berperang di Afghanistan dengan kereta dorong bayi, dan menggendong balita ditangan adalah hal yang tak terbayangkan. Narasi FBI dimentahkan oleh Elaine Whitfield Sharp, seorang pengacara berbasis  di Boston yang disewa oleh keluarga Siddiqui ketika Dr Aafia pertama kali menghilang.

Dari tahun-tahun yang hilang dari kehidupan akademisi  ini terungkap cerita yang sekarang dikenal hampir semua orang di dunia Muslim di mana dia secara luas dianggap sebagai korban Perang George W Bush melawan Teror. Saat ia mencoba untuk memberitahu juri bagaimana dia ditahan di penjara rahasia, tanpa perwakilan hukum, terputus dari dunia luar sejak 2003 dimana digunakan teknik interogasi brutal untuk melemahkannya, tetapi dia dibungkam oleh hakim yang mengatakan ia hanya tertarik dalam insiden penembakan sel.

Hakim Richard Berman, seorang pria kecil sederhana yang terlalu sederhana, bersikeras ia tidak tertarik pada tahun-tahun yang hilang, itu tidak ada relevansinya dengan kasus ini, dia bersikeras. Dia (Dr Aafia) bersaksi bahwa setelah menyelesaikan studi doktor dia mengajar di sekolah, dan minatnya adalah dalam pemberdayaan kemampuan disleksia dan anak berkebutuhan khusus lainnya. Dia muncul sebagai pengasuh yang cinta kemanusiaan dan pendidik, lembut namun tegas untuk mencari kebenaran dan keadilan.

Ketika bukti terus diunngkap kita jadi tahu bahwa dia tidak tahu di mana ketiga anaknya - itu sesuatu yang menggemparkan bagi mereka yang tahu kisah sebenarnya. Dia berbicara tentang kecemasan dan ketakutan diserahkan kembali ke Amerika ketika ia ditahan di Ghazni dan ditahan oleh polisi.

Ketakutan jika penjara rahasia lain menunggunya dia menceritakan bagaimana dia mengintip dibalik tirai yang membatasi bagian ruangan lain dimana tentara Afganistan dan Amerika ketika itu sedang berbicara, dan bagaimana ketika tentara Amerika terkejut melihatnya, dia melompat dan berteriak bahwa tahanan telah lepas, dan menembaknya di bagian perut. Dia menggambarkan bahwa dia juga ditembak disamping oleh orang kedua. Dia juga menggambarkan bagaimana setelah roboh di tempat tidur di ruangan itu, dia secara kasar dilempar di lantai dan kehilangan kesadaran.

Rangkaian cerita ini persis seperti yang diceritakan Kepala Polisi Anti Terorisme yang saya wawancarai di Afghanistan pada musim gugur 2008 lalu – Saya ingat ketika dia tertawa menceritakan saya bagaimana tentara AS panik, menembak secara acak di udara ketika menyerbu ruangan dalam kepanikan membabi buta.

Tentu saja tidak mungkin sekelompok tentara itu akan mengakuinya, tetapi berdasarkan mereka yang saya wawancarai untuk film saya “In Search of Prisoner 650” di Afghanistan , itulah yang terjadi. Dua dari anak-anaknya yang hilang telah ditemukan dan bersatu kembali dengan keluarga mereka di Karachi. Masih tidak jelas di mana anak-anak ini ditahan ketika mereka diculik dari sebuah jalan di Karachi tapi ada tidak ada yang bisa menyamarkan aksen Amerika mereka ... mungkin diambil dari sipir penjara mereka.

Jadi mengapa FBI ingin berbicara dengan Dr Aafia sedari awal dan mengapa mereka menggambarkan dia sebagai seorang teroris berbahaya yang buron?  Jika memang dia adalah orang yang mereka tuduhkan mengapa dia tidak didakwa dengan terorisme dan mengapa jaksa berhati-hati untuk menunjukkan bahwa dia bukan al Qaeda?

Satu orang yang mungkin memegang kuncinya adalah mantan suami Dr Aafia yang telah menolak untuk saya wawancarai. Dia akan melalui perceraian yang sangat agresif dan pahit di bulan-bulan sebelum Dr Aafia menghilang. Dia yang pertama kali jadi perhatian FBI pada tahun 2002 ketika ia tinggal di Amerika, tapi apa yang ia katakan kepada mereka (FBI) menjadikan mereka mencurigai mantan istrinya melakukan kesalahan, itu adalah tebakan semua orang.

Siapa yang merenggut Dr Aafia dan anak-anaknya? Saya tidak tahu, tapi saya juga telah melacak beberapa mantan tahanan Bagram yang mengatakan kepada saya mereka melihat Dr Aafia ditahan di Bagram pada tahun 2005 dan memberikan identitas positifnya dengan foto sebelum dia diculik dan setelah penangkapannya di Ghazni. Intinya adalah Dr Aafia Siddiqui tidak boleh di penjara dan selama ketidakadilan ini terus berlangsung dia akan menjadi ajakan bagi siapa saja yang ingin memilih memerangi Amerika.

Satu laporan juga menyatakan bahwa ia mungkin mengidap kerusakan sel-sel otak dan sebagian dari usus kecil beliau telah dipotong dan dibuang. Pengacaranya mengatakan bahwa Aafia menunjukkan gejala-gejala yang konsisten dengan penderita Tekanan Perasaan Karena Trauma.

Yvonne Ridley adalah wartawati Inggris dan pelindung LSM hak asasi manusia cageprisonners.com yang berbasis di London serta menjadi presiden Eropa dari Persatuan Perempuan Muslim Internasional dan Wakil Presiden Liga Muslim Eropa. Yvone mengelola situs  www.yvonneridley.org dan Twitter @ yvonneridley.

Bukan saja Dr.Aafia tetapi banyak lagi wanita Islam yang diculik oleh FBI dan sekutunya tanpa diketahui dan diadili, dan akhirnya kita hanya tahu bahwa wanita-wanita ini dilecehkan secara seksual seperti di penjara Abu Gharib, Irak. Biarlah Dr. Aafia menjadi penyebab pembebasan untuk wanita-wanita Islam yang tertindas di penjara-penjara Amerika seluruh dunia.




*** Sedikit isi ucapan Laurent Booth ***
 
Berikut ini pidato yang menyentuh dari Lauren Booth seorang mualaf  Inggris dalam aksi ‘ Menentang Penahanan Aafia Siddiqui’ di London 23/9/2012. Lauren Booth dikenal gencar melakukan pembelaan terhadap umat Islam yang ditindas. Meskipun merupakan saudara ipar dari mantan PM Inggris Tony Blair, Booth dengan berani menyerukan menyeret mantan PM Inggris itu bersama George W Bush ke Pengadilan Kriminal Internasional karena bertanggung jawab dalam berbagai  kejahatan terhadap umat Islam.

Berikut isi pidato dari Laurent Booth :

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

Wahai saudara-saudaraku seiman, Aafia Siddiqui adalah saudara kita dalam ikatan kemanusiaan. Dia adalah saudara kita dalam Islam, dan apa yang telah diperbuat Amerika terhadapnya adalah sebuah tindakan kejahatan, dan mengapa mereka memenjarakan seorang wanita seperti saudara kita Aafia? Mari kita lihat sebenarnya siapakah dia. Aafia Siddiqui adalah seorang ilmuwan biologi syaraf, salah satu dari para ilmuwan jenius umat kita sekarang.

Wahai saudara-saudaraku, enam bulan yang lalu saya berada di Malaysia, saya mendatangi  sebuah konferensi yang bertujuan untuk membawa George Bush dan Tony Blair ke pengadilan Den Haag, pengadilan dengan tuduhan kriminalitas perang. Di konferensi itu saya berbincang dengan seseorang ibu-ibu Iraki, yang telah diambil dari rumahnya, yang telah dituduh dengan salah satu tuduhan kriminalitas Amerika, yang telah disiksa, keponakannya telah dibawa ke selnya dan ditelanjangi di hadapannya, dan dipermalukan dengan tindakan lainnya, anak perempuannya diancam akan diperkosa.

Kalau ada orang yang berani mengecam kita sebagai unjuk rasa anti Barat, maka kami akan katakan jangan coba-coba mengancam kami secara emosional, karena hukum yang buruk tetaplah hukum yang buruk, tindakan kriminal tetaplah kriminal, dan kita akan selalu memprotesnya hingga Allah subhana wa ta’ala memanggil kita.. dan kalian tidak akan membungkam kami dengan tuduhan-tuduhan ‘anti Barat’ dan ‘anti semitisme’

Saudara-saudara,  Afia Siddiqui tidak ditahan sebagai teroris

Dia ditahan karena dia adalah ilmuwan biologi syaraf

Dia ditahan karena dia adalah aktifis

Kalian mungkin tidak tahu, tapi dalam waktu 5-6 tahun sebelum dia ditahan, Afia telah menyuarakan derita Bosnia, Afghanistan, Irak dan umat Islam di dunia.

 Afia adalah seorang yang terbaik di antara umat kita ini

Saya bekerja dengan Muslim Legal Fund (yayasan bantuan hukum untuk Muslim) di Amerika, dan ketahuilah ketidakadilan yang menimpa Afia bukanlah satu-satunya..

Saat ini di Amerika ada sekitar 300 saudara Muslim yang menjalani hukuman penjara dalam waktu yang lama karena tuduhan yang berdasarkan motivasi pre-emptive (sangkaan kejahatan sebelum kejahatan tersebut terjadi)

Amerika senang melakukan tindakan pre-emptive, seperti serangan pre-emptive dan sekarang mereka mau keadilan pre-emptive.

Kalian tahu? Menurut saya mereka terlalu banyak menonton film, siapa yang telah menonton Minority Report? Di dalam film tersebut Tom Cruise adalah seorang polisi dari masa depan, dan tidak ada kejahatan sama sekali, karena jika ada tindakan kejahatan, mereka bisa ke masa depan dan menghentikan tindakan kejahatan tersebut. Mereka berpikir bahwa itu yang sedang terjadi di Amerika. Jika kalian berpakaian seperti “teroris”, jika kalian pergi ke konferensi-konferensi aktivis, jika kalian memprotes dan kalian cocok dengan kriteria-kriteria tersebut, Amerika akan melakukan tindakan pre-emptive dengan memasukkan kalian ke penjara dengan tuduhan kejahatan teroris, sebuah tindakan yang tidak kalian lakukan, dan tidak akan pernah kalian lakukan, saya mau kalian semua awas terhadap ini, bukan berarti saya ingin kalian takut saudara-saudara, tapi kita harus bersatu.


Afia Siddiqui selalu teguh berjuang untuk saudara-saudara dan tidak pernah mundur. Demikian pula kita juga harus bersikap sama dengan Afia dan umat Islam lainnya di masyarakat kita.

Karena kalau kita lihat Inggris sekarang, ketika salah seorang dari saudara kita ditahan, seseorang yang kita kenal, mungkin dia seorang dokter, atau sukarelawan, tahukah kita apa yang terjadi? Apakah kita masih mau mengunjunginya, atau kita berkilah kita khawatir terhadap keluarga kita.. ingat bahwa kita semua akan mempertanggungjawabkan kepada Allah terkait nasib saudara-saudara kita.

Maka kita tidak boleh takut, hukum yang tidak  adil adalah hukum yang tidak adil.

Dan saya akan akhiri dengan pernyataan berikut. Afia Siddiqui adalah korban ketidakadilan, tapi tidak ada yang menang di sini. Saya beritahu, Subhanallah, Afia Siddiqui adalah pemenang terhadap para penahannya. Dia adalah pemenang yang sebenarnya karena Afia menginginkan Jannah. 
Alhamdulillah.

Pada bulan Ramadhan 2011, si ibu menerima telepon dari Aafia yang terpenjara di Amerika. Ibunya pun menangis bila terkenangkan nasib cucunya harus melalui penderitaan, cucu laki-lakinya masih hilang, dan anak perempuannya masih tidak jelas kapan bebasnya, kecuali dengan ridho Allah.

** Tahukah apa yang Aafia katakan kepada ibunya?: **

"Wahai ibu janganlah menangis, saya gembira!" (Subhanallah, kenapa dia gembira?) "Wahai ibu, setiap malam dalam mimpiku Rasulullah SAW mengunjungiku. Lalu Rasulullah mengajakku untuk menemui istrinya Aisyah ra, dan memperkenalkanku kepada istri baginda.Baginda berkata pada Aisyah .. inilah putriku Aafia .. "Subhanallah.

Jadi kita bukanlah pemenang, tapi kita akan menjadi pemenang kalau kita bersikap tegas dalam menegakkan keadilan demi Allah subhanahu wa ta’ala. Dan ibu Afia telah mendapatkan kabar bahwa Afia akan mendapatkan jannah dari Nabi Muhammad SAW dalam mimpi Afia. Allahu Akbar, takbir!

Kita tidak akan takut oleh siapapun, kecuali Allah SWT. Assalamu’alaykum”

                                           **********************

Tak ada yang bisa aku sumbangkan melainkan doa, menyebarkan kisahnya di blog dan juga media lain untuk pembebasan beliau. Jika ada yang terbaca silahkan boikot produk Amerika!! inilah cara jihad yang mampu kita buat di bumi Indonesia

Allah tidak memandang efeknya tetapi usaha kita. Di akhirat nanti Allah bertanya apa yang kita telah lakukan untuk saudara-saudara Islam yang tertindas insya Allah kita bisa menjawabnya.

Tolong dishare dan dibagikan melalui media apapun,agar semua mata dan hati kita sesama muslim dan muslimah terbuka akan nasib saudara/saudari kita yang tertindas hak hidupnya di belahan lain bumi Allah,Wallahu A'lam Bishawab.
 


Sumber:MuslimDaily.net,myberita.com dan sumber yang lainnya.



 

 






 

7 comments:

  1. Subhaanallaah. Ia lah pemenangnya!..
    Biadab amerika!

    ReplyDelete
  2. Hancurkan dan benamkanlah bumi amerika kedalam tanah ya Allah.aamin aamin aamin

    ReplyDelete
  3. hasbunallohu wani'malwakiiil....

    ReplyDelete
  4. salut buat beliau......
    semoga menjadi panutan buat perempuan muslimah amin YRBA

    ReplyDelete
  5. Kejqm bin Keji itu bangsa. Laknat dan Keparat.

    ReplyDelete

Flower 53